One of my bestfriend
Assalamualaikum wrahmatulah hi
wabarakatuh
Alhamdulillah masih diberi hidup
sama Allah :) . Sebenarnya
udah pengen banget cerita2 di blog tapi baru kali ini bisa ada inspirasinya. Aku
dapet inspirasi dari temenku sebut saja namanya Yusi (nama samaran). Yusi ini adalah shabatku dari SD tapi kita
sebenarnya sudah kenal dari TK. Ibuku dan ibunya sudah berteman akrab, tapi
anaknya belum. Hehehe. Aku dulu sih welcome banget sama dia, tapi dianya aja
yang nggak mau temenan sama aku.. hiks,, cinta bertepuk sebelah tangan.
Aku mengakui memang sejak TK aku
agak di underestimate kan oleh guru-guru TK-ku. Mungkin ini bukan masalah
dendam atau bagaimana aku menceritakan ini semua. Memang sejak ayahku gagal
dalam perkerjaannya keluarga kami menjadi miskin. Disaat keluarga kami jatuh
miskin itulah lahirlah aku. Aku bersekolah disana dan aku merasa bahwa
guru-guruku agak pili kasih dengan muridnya. temanku yang orangtuanya beruang
kaya selalu dipuji bahkan diperhatikan penuh deh. Sedangkan aku, jarang banget
diperhatiin, apalagi dipuji. Tapi sudahlah yang lalu biarlah berlalu, itu
adalah salah satu kenangan seumur hidupku. Dan memang sejak TK inilah aku
bermain dan mengenal Yusi.
Ketika SD aku mengambil yang
dekat dengan rumah, lebih tepatnya sebelah TK pas. Dan teman saya juga masih sama dengan
tman-teman dari TK termasuk Yusi. Aku pada awalnya duduk sendiri (entah mengapa
dari kecil saya jarang mempunyai teman). Pada hari pertama Yusi tidak hadir
sekolah karena sakit. Pada hari selanjutnya Yusi masuk sekolah dan mengetahui
bahwa teman sebangkunya adalah aku, mungkin saat itu aku melihat wajahnya yang
males gitu waktu dia tau aku adalah teman sebangkunya.
Seiring berjalannya waktu tenyata
Allah telah melunakkan hati seorang Yusi. Yah sekarang kami berteman dekat. Senangnyaa,
karena memang Yusi adalah salah satu siswa terpandai di kelas. Sedangkan aku?? Aku
siswa peringkat 6 yang prestasinya yaa biasa-biasa aja. Beda banget sama yusi
yang prestasinya selaluuuu rangking 1. Yap, Yusi memang anak yang cerdas .
Tapii, taukah kalian bahwa
dibalik kecerdasannya, dia memiliki masalah yang mungkin aku tidak mau
menghadapinya. Orang tua Yusi ternyata sudah bercerai sejak dia TK. Yap anak
sekecil itu harus dihadapkan dengan kebingungan yang besar “mengapa orangtuaku tidak
seperti orang tua teman-temanku?”. Yusi tinggal bersama mama, kakak dan
neneknya, hidup dalam rintangan yang membutuhkan keberanian tinggi.
seiring berjalannya waktu kami
akhirnya kami menjadi sosok yang bergantung satu sama lain kayak orang utan.
Dan tidak disangka ternyata persahabatan kami sangat berimbas pada prestasiku. Aku
sekarang dikenal sebagai anak kelas yang mendapat peringkat 2. Yang peringkat 1
siapa?? Jangan ditanya pastinya si jenius Yusi. Semua itu berlanjut hingga kami
lulus SD.
SMP kita masih tetap satu
sekolah. Namun bedanya kami sudah tidak satu kelas L . yah itu semua harus kami
terima. Aku sudah mengenal teman-teman baru bahkan sudah punya sahabat baru. Begitu
pula dengan Yusi dia juga sudah mendapat teman-teman baru dan sahabat baru. Tapi
entah kenapa kami masih sering main bersama, sehingga banyak teman-teman Yusi
yang aku kenal, begitu pula sebaliknya.
SMA ? kita sudah beda sekolah,
aku diterima di SMA yang terkenal sibuk banget. Hal itu yang membuatku jarang
sekali bertemu dengan Yusi. Tapi aku selalu menyempatkan untuk bertemu walaupun
hanya sebatas makan mie pangsit berdua atau SMS-an. Yusi memang cerdas, di
SMA-nya dia sudah tergabung dalam klub basket, bahkan pemain inti malah. Sedangkan
aku hanya sebagai siswi biasa. Jarak kami semakin terpisah ketika Yusi
mengambil jurusan IPS, sedangkan aku mengambil jurusan IPA. Kenapa semakin
terpisah? Karena dari kami SD-SMP kami selalu Les bareng, dan aku selalu nebeng
dia hehehe.
Sekarang Alhamdulillah kami didekatkan
kembali. Setelah aku mengetahui bahwa dia belum mendapatkan PTN, aku mulai
membantu dia sebisaku untuk mengajak dia belajar bersama. Aku tahu ini semua
berat Yus, tapi aku yakin kamu bisa! Semoga dia bisa mendapatkan PTN segera,
Amiin.. dan yang aku lebih salut lagi dia sangat-sangat bekerja keras untuk dapetin mimpinya di UNAIR.
Dan yang tak kalah penting semoga
persahabatan kita Abadi. Amiin..
Komentar
Posting Komentar