Amazing Malang

Di depan kantor rektorat UB 
Fitri di depan kantor rektorat UB
Yeay mumpung masih hangat diingatanku, 22 desember 2012. Pukul 04.00 aku terbangun dari tidurku tanpa pikir panjang aku beranjak dari ranjangku menuju kamar mandiku. Bzzz airnya masih dingin cuy.. setelah mandi aku langsung mengambil air wudhu dan menjalankan sholat subuh. Fitri tak henti-hentiya sms aku tapiii gawat pulsaku abis dari kemarin malem terpaksa deh gak tak reken dlu smsnya. Awalnay aku ragu-ragu untuk menjalankan rencana ‘mbolang’ku bersama fitri. Secara awalnya kita janjian dengan banyak teman-teman kita. Eh.. seiring berjalannya waktu runtuhlan menjadi 2 orang “aku dan fitri”. Jujur ortuku gak tau kalau aku bakalan pergi ke malang cuma sama fitri, karena awalnya mereka taunya aku rame-reme dan nanti aku ditemeni mbaknya asvin dan sialnya lagi ternyata mbaknya asvin udah pulang ke sidoarjo. Karena ngebetnya kita akhirnya nekat deh. Pukul 05.00 dengan pede berangkat ke stasiun sidoarjo. Sama sekali tidak menyangka ternyata antriannya panjang banget (maklum liburan). -___- dan “jreng..jreng..jreng..” tiket tujuan Blitar sudah habis, yang anda tinggal jam 7 malam “KENAPA BARU NGOMONG SEKARAAAAANG” disaat antrian didepan sudah tinggal 8 orang. Udah ngantri dengan keringat dingin kesakitan akibat sakit perutku. Perasaan campur aduk antara bigung, kesel(karena fitri-nggak dating-dateng) dan sedih (soalnya pengennya naik kereta). 45 menit terbuang sis-sia untuk ngantri. Tiba-tiba fitri dating dengan senyuman kayak biasanya, dalam hatiku berkata “nggak nyadar udah telat banget ya”. Setelah aku ceritakan bahwa tiket kereta sudah gak ada. Kami memutuskan naik bis kota. Aku sedikit khawatir karena sahabatku yang satu ini anaknya “mabukkan” kalau naik angkutan umum. Sepeda motor fitri ditaruh di penitipan cairo candi. Kami melanjutkan naik angkot menuju porong. Jujur aku masih bingung kalau naik dari porong kami turun mana yaa… sampai akhirnya kami sudah sampai porong, jeng jeng kami diturunkan didepan tanggul porong, jalanan masih sepi,, dan kami tidak melihat adanya bis yang menuju malang sliweran. Aku memberanikan diri bertanya pada sekumpulan bapak-bapak dan mereka berkata bahwa bisnya biasanya lewat sini. Kita sudah menunggu lama. Sehingga kami memutuskan naik angkot sampai appolo namun diangkot ada seorang ibu-ibu menyarankan pada kami agar turun terminal pandaan supaya lebih gampang mencari bisnya. Kami tidak tahu ternyata jarak dari porong dari terminal pandaan cukup jauh, kami diprotes kernetnya karena hanya membayar 4000 untuk 2 orang, kita harus menambah 6000 lagi :/ . Tiba-tiba sebelum kami sampai ke terminal pandaan terhenti perjalanan kami dari angkot. Karena belum sampai ke terminal kami sudah menemukan bis jurusan malang-blitar. Karena merasa rugi fitri meminta kembalian bayar pada kernetnya, 6000 kami dapatkan kembali  Bis yang kami tumpangi adalah bis restu. Untungnya bis tersebut masih sepi. Kami duduk disebelah mbak2 yang akan berangkat bekerja, aku tidak mengerti berapa yang harus kamib ayar agar sampai ke terminal malang. Aku memberanikan diri untuk bertanya dengan mbak2 tersebut dan aku sudah mengetahui bahwa perjalanan dari porong ke malang kami harus membayar 7000 rupiah entah tidak habis pikir jarak segitu jauhnya, dengan penumpang bis yang tidak penuh “apa nggak rugi” biaya segitu apakah bisa menutupi beli bensin untuk sebuah bis? Nggak heran deh banyak kendaraan umum yang overload penumpang dan tidak heran fasilitas jadi rusak semua sehingga tidak ada biaya untuk memperbaiki itu semua sehingga membludaklah mobil pribadi -__-. Selama diperjalanan rasa mengantuk pun datng, fitri sudah tertidur sejak awal untuk menghindari kebiasaannya mabuk perjalanan, ampuun bosen banget, jauh lagi. Semakin lama pengamen-pengamen semakin berdatangan, mereka mengamen dengan suara yang tidak jelas. Namun ada satu yang membuatku iba sekaligus bangga, seorang anak laki-laki kecil yang bisu mengamen dengan ecek-eceknya. Mengapa aku iba? Karena dia masih kecil dan bisu, dan mengapa aku harus bangga? Karena dia dengan keterbatasannya masih mau nyanyi dan berusaha untuk bekerja keras. Setidaknya masih lebih terhormat lah dibanding dengan orang yang tidak cacat dan normal tapi pekerjaannya meminta-minta dengan memamfaatkan anaknya yang masih kecil untuk diajak mengemis #miris. Finally, kami sampai di terminal malang. Aku segera membuka hp untuk mencari sms info angkot yang harus aku tumpangi selanjutnya agar sampai ke UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Len yang harus aku naiki selanjutnya adalah ADL. Ketika diperjalanan keluar terminal fitri meminta ke kamar mandi. Aku tidak mau ikut jadi aku menunggu diluar sambil mengamati pembangunan terminal itu. Tidak henti2nya orang menawarkan ojek dan taksi. Hampir 15 menit fitri dikamar mandi -___- #aku benci menunggu lama. Dia belum kelar2 juga. Setelah kelar fitri mempunyai ide untuk mencari tiket pulang dahulu ke stasiun malang untuk naik angkot, dan aku tidak keberatan dengan ide itu karena waktu masih menunjukkan pukul 9 (kalau gak salah sih). Kami sebagai orang awam menanyakan pada seorang petugas terminal angkot apa yang harus kami naiki untuk menuju ke stasiun, setelah informasi kami dapat kami segera naik len AL, kami menanyakan kepada penumpang lain berapa durasi perjalanan dari terminal ke stasiun. setelah mendengar jawabannya kami cukup terkejut,”1 jam” (rugi banget ka nada kemungkinan biayanya juga gede). Akhirnya kami berubah pikiran, kami memutuskan ntuk pulang naik bis lagi aja. Kami turun dari angkot AL meskipun tukang len nya agak kecewa dengan kami. Setelah mencari-cari kami menemukan len ADL, kami masuk len tersebut dan hal yang aku benci datang lagi, MENUNGGU PENUMPANG PENUH barulah len berangkat hampir 1 jam kami menunggu akhirnya len ini bergerak juga :] . Tidak menyangka didalam len ADL kami harus menempuh perjalanan yang cukup lama juga. Didepan dan disamping kami ada bapak-bapak dari luar kota yang akan mengambil rapot anaknya di MAN 3 malang. Kami mencoba bertanya apakah masih jauh antara MAN 3 malang dengan UB? Bapak-bapak tersebut menjawab “dekat kok, 15 menitan”. Saat kami berada didepan MAN 3 malang kami terheran-heran. Mobil-mobil berjejeran dan hal tersebut membuat macet jalanan. Ternyata sekolah tersebut termasuk sekolah favorit nggak heran deh kalo yang sekolah itu kebanyakan dari luar kota. Huwwwaaaaw, kami sudah sampai di UB, kami heran sabtu-sabtu gini kok rame bagent nih kampus. Ternyata ada acara wisuda. OWALAH jalanan rame bingung jalan kakinya lewat mana. Aku bingung dengan fitri sepertinya ada yang tertahan di mulutnya yang dia tutupi dengan jaket itu. Hmmm aku tau sepertinya dia menahan mualnya, kami mencoba mencari tempat yang sepi. Disamping FEB ada tempat kosong, jadilah fitri membuang apa yang mengganjal mulutnya itu.  
Kerucuk-kerucuk perut kami bersuara, LAPERR, karena kepagian jadi kami nggak sempet sarapan. Kami mencari kantin, tapi sebelum itu kami memutuskan cari masjid dulu sekalian cuci muka dan sholat dhuha. Di perjalanan kami menemui mahasisw berkerudung kuning dan menanyakan letak masjid disekitar UB. Mahasiswi itu menmberi kami arah. Tapi setelah kami mengikuti arah tersebut apa yang terjadi MASJIDNYA MASIH DALAM PEMBANGUNAN. Tapi sebelum itu kami menemukan sebuah kantin yang cukup nyaman , kantinnya FTP (fakultas teknologi pertanian). Kami menghentikan langkah kami dikantin itu, ckukup sejuk tapi tidak terlihat ada penyejuk ruangan disana. Aku memutuskan untuk memakan bekal makanan yang disiapkan oleh ibuk, sedangkan fitri memesan rawon. Setelah perut kami terisi penuh barulah kami mencari masjid. Masjidnya dipindahkan disebuah gedung yang cukup luas, tapi kok kamar mandinya campur antara cewek dan cowok. Dan yang lebih aneh lagi kami pintu masjidnya dikunci. Lha… akhirnya kami meminta izin orag takmir tersebut, orang takmir tersebut membukakan pintunya untuk kami. kemuDian beliau berkata “pintunya saya tutup dulu, tapi nggak saya kunci cuma saya tutup. Takutnya banyak yang ikutan masuk”. Lhooo ini masjid pribadi tah *dalam hati berkata. Sebuah ruangan luas dibelakangnya dan sebuah panggung, manun ruangan tersebut sejuk karena terdapat penyejuk ruangan. Setelah kami sholat kami memutuskan sejenak untuk beristirahat. Aslinya agak takut juga, ruangan sebesar itu Cuma ada aku dan fitri. Setelah cukup beristirahat, kami melaporkan kembali kepada takmir. Kami meninggalkan tempat tersebut dan melanjutkan perjalanan kami untuk berkeliling UB. Gawwatt. Kerumunan wisuda membanjiri jalan kami. Huh rame wes, hemm tapi itu seru banget, aku melihat banyak orang tua yang bangga akan anaknya yang sudah lulus, kebahagiaan mereka sangat-sangat terpancar. Aku menyadari itu merupakan keberhasilan dari mereka. Iri banget, bisa gak yaa aku membahagiakan orang tuaku nanti kaya gini :’) . dan yang bikin aku seneng banyak banget mbak2 yang jualan bucket bunga, bunganya asli lho.. pengen banget beliii. Tapi, dua perasaan bergejolak. Perasaan 1 berkata “nak, bunganya bagus ayo beli-beli jarang lho ada”, perasaan 2 berkata “heee gawe opo nanti juga layu pas dibawa pulang. Bunga Cuma bagus dilihat, inget hemat. Itu bukan kebutuhan”. So, perasaan 2 yang menang, gak jadi beli deh. Disela-sela kerumunan orang-orang aku menjumpai mas alumni smanisda yang dulu jadi ketua padus. Setelah itu kami menemukan jalan keluar kami menemukan POLITEKNIK, huu tempatnya lumayan luas.. tapi kok bangunannya gak sebagus kayak fakultas2 UB yang lainnya. Kami keluar dari bangunan politeknik tersebut. Cadaa.. kok mbalik lagi didepan FK ya.. Kami awalnya bingung enaknya pulang naik bis atau naik kereta. Kalau naik bis kasihan fitri, akhirnya kami memutuskan untuk naik kereta saja, kami meninggalkan UB melalui pintu masuk dekat FEB (berat hati sih pulang masih pengen lama lagi lihat UB dan pemandanagan gunung yang ada disebelahnya #keren abis), kami bertanya kpada pak satpam disana, len jenis apa yang harus kami tumpangi. Ketika kami bertanya, tiba-tiba mahasiswi berkerudung hijau menyapa kami “mau ke stasiun ya, ayo bareng aja”. Ya Allah alhamdullilah kami menemukan orang baik disini, kami menaiki sebuah len tapi lupa len jenis apa. Didalam angkot kami berbincang-bincang dengan mahasiswi tadi, kami lupa tidak menanyakan nama mbak tadi, ternyata mbak ini mau pulang ke nganjuk. Dengan membayar 2500 sampailah kami di stasiun malang. Segera kami menuju loket pembelian tiket. Namun apa yang terjadi ternyata tiketnya habiss… hiks males banget naik bis lagii.. tiba-tiba dari loket samping seorang lelaki bejaketkan logo UB memanggil kami “kalian mau ke Surabaya? Mau beli tiketku. Temen2ku nggak jadi balik” otomatis wajah kami sumringah  . AAA rezeki ada orang baik lagi… tanpa berfikir panjang kami menerima tawaran orang tersebut . kami kira kami akan membayar lebih untuk sebuah tiket itu, tapi ternyata harganya pas 4000 per orang. Namun kami mendapat kabar buruk, mbak2 yang menolong kami tidak mendapatkan tiket pulang ke

Pedagang-pedagang di kereta
Penjualmakanan dikereta
Di depan stasiun Malang
Suasana saat hujan perjalanan pulang :)
 nganjuk. Kami berpamitan dan mengucapkan terima kasih. Distasiun kami ditempatkan ditempat tunggu, kami tidak dapat langsung masuk kedalam stasiun didekat jalur rel. kurang 30 menit lagi kereta kami akan tiba dijalur 1. Kami dipersilahkan oeh petugas peron untuk masuk. Awal aku masuk aku bangga dengan PT KAI, dahulu stasiun terkenal dengan kumuh, kotor dan gak teratur. Tapi, sekarang rapi.. bersih... mirip2 di luar negri gitu deh,(padahal gak pernah keluar negeri, semoga deh habis ini*amiin). 15 menit sebelum keberangkatan penumpang jurusan Surabaya dipersilahkan masuk.. nunggu kereta datang kami bingung mau duduk dimana, didalam tidak ada tempat duduk,. Jadi terpaksa kami duduk ditempat tangga untuk memasuki kereta yang berada di tepi rel.. Kereta ekonomi jurusan Surabaya telah tiba. Akhirnyaa datang juga. Tiba-tiba fitri brteriak “Is kita tiket berdiri” huh sebenarnya sedih juga sih. Tapi karena masih banyak tempat yang kosong, jadinya kami main curang. yup kami menduduki kursi yang bukan milik kita. Tapi kami brjanji apabila pemilik kursi ini meminta kami pergi kmi akan pergi. Tidak lama kemudian kereta berangkat, hal yang paling seru disini adalah adanya pasar kaget para pedagang keliling. Mulai makanan A-Z ada loh, jadi bagi yang lupa nggak bawa makanan, jangan khawatir. Hehe. Diperjalanan sedang hujan saya memutuskan untuk tidur. Setelah 3 jam perjalanan akhirnya sampai juga kami di Sidoarjo dengan selamat  (suasana" di kereta) Jadi kesimpulan dari pengalaman ini adalah “siapkan segala sesuatu dengan baik” dan “pengalaman adalah guru terbaik”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Try Out SNMPTN part 1

Kembali Menulis